Cari Blog Ini

Jumat, 10 Juni 2011

HIDROLISIS GARAM

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).

1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.

Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)

K + (aq) + H 2 O (l) →

Cl - (aq) + H 2 O (l) →

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)

Cl - (aq) + H 2 O (l) →

NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)

Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis: BH + + H 2 O → B + H 3 O +

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).

Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.

CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)

Na + (aq) + H 2 O (l) →

CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)

Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:

A - + H 2 O → HA + OH -

4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.

Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.

NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)

NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +

CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa. jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.

Kamis, 28 April 2011

Teori Asam –Basa Lewis

Menurut GN Lewis bahwa:

Asam adalah zat –zat yang dapat menerima (aseptor) pasangan elektron.

Basa adalah zat –zat yang dapat memberi ( donor ) pasangan elektron.

Basa lewis (donor ps elektron) Asam Lewis (aseptror ps elektron)

NH3 merupakan basa karena bisa memberikan 1 pasang elektron terhadap BF3 untuk digunakan secara bersama dalam sebnyawa NH3BF3, sehingga BF 3 bersifat basa .

Teori Asam Basa Bronted dan Lowry

Teori asam basa yang dikemukakan Bronted dari Denmark dan T Lowry dari Inggris sangat berbeda dengan teori dari arrhenius. Menurut Bronsted – Lowry yang menitik beratkan pada Pemberi (donor) dan Penerima (aseptor) proton Hidrogen (H+).

Asam suatu zat yang dapat memberikan(donor) proton Hidrogen (H+) sedangkan basa suatu zat yang dapat menerima (aseptor) proton Hidrogen(H+)

Pada reaksi tadi HCl bertindak sebagai asam karena menyumbangkan proton hidrogen( H+) kepada molekul H2O. Sebaliknya H2O bertindak sebagai basa karena menerima proton hidrogen(H+) dari HCl . Selanjutnya H3O+ memberikan proton hidrogen kepada Cl membentuk HCL dan H2O, oleh karena itu reaksi ini dapat dipandang sebagai reaksi bolak balik.

Reaksi tersebut memperlihatkan bahwa HCl dengan Ion Cl dan H2O dengan H3O+ membentuk pasangan asam – basa konjugasi




Teori Asam Basa Arrhenius

Svante August Arrhenius ( 1859 – 1927 ) dari swedia pada tahun 1887 mengemukakan teori ion untuk menjelaskan mengapa larutan zat- zat dalam air dapat menghantarkan arus listrik.
Menurut Arrhenius asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium( H+ / H3O+ ) sebagai kation dan sisa asam sebagai anion. Sedangkan basa adalah suatu zat bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida ( OH– ) sedangkan sisa basanya sebagai kation.
Contoh Reaksi ionisasi Asam :


Basa
Menurut arrhenius Basa adalah zat – za jika dilarutkan dalam air dapat terionisasi menghasilkan ion hidroksida ( OH–) sebagai anion dan sisa nya ion positif(kation)Contoh reaksi ionisasi basa

Selasa, 25 Januari 2011

LATIHAN SOAL KIMIA XI

untuk memperdalam konsep kimia, silahkan didownload contoh soal berikut:

link soal kimia kelas XI
soal 1
soal 2
soal 3
soal 4
soal 5
soal 6
soal 7
soal 8
soal 9
soal 10
soal 11

semoga bermanfaat.

LATIHAN SOAL KIMIA X

untuk mempermudah para siswa memahami kimia ini saya berikan contoh soal yang berkaitan dengan materi kimia kelas X

link soal :
soal 1
soal 2
soal 3
soal 4
soal 5
soal 6
soal 7
soal 8
soal 9
soal 10
soal 11
soal 12
soal 13

semoga bermanfaat.

SOAL-SOAL UN

ini ada beberapa soal-soal UN kimia beberapa tahun yang lalu, yang mungkin bisa membantu lolos UN tahun 2011.
semoga berhasil!!!

download link

soal UN kimia 1986
soal UN kimia 1987
soal UN kimia 1988
soal UN kimia 1989
soal UN kimia 1990
soal UN kimia 1991
soal UN kimia 1992
soal UN kimia 1993
soal UN kimia 1994
soal UN kimia 1995
soal UN kimia 1996
soal UN kimia 1997
soal UN kimia 1998
soal UN kimia 1999
soal UN kimia 2000
soal UN kimia 2001
soal UN kimia 2002
soal UN kimia 2003
soal UN kimia 2004
soal UN kimia 2005
soal UN kimia 2006
soal UN kimia 2007
soal UN kimia 2008
soal UN kimia 2009
soal UN kimia 2010

mohon maaf untuk link dari tahun 2008-2010 belum ada!